JANGAN BUNUH TOMCAT
Artikel ini dapat juga di baca di : http://www.informasiteknisbudidaya.com/
Pendahuluan
Tomcat adalah serangga predator wereng yang akhir akhir ini sering diperbincangkan orang di media atau lainnya , karena umumnya serangga ini berada di sawah atau kebun namun bikin heboh karena masuk ke rumah, perumahan bahkan sudah menyebar hampir seluruh pulau jawa.Serangan TOMCAT ini dimulai dari daerah jawa timur, Tomcat yang menyerang di daerah Surabaya adalah sejenis kumbang dengan nama ilmiah Paederus fuscipes, yang termasuk Ordo Orthoptera dan Famili Staphylinidae. Dalam bahasa Inggrisnya disebut “rove beetle” atau kumbang penjelajah atau pengelana, karena selalu aktif berjalan-jalan.
Serangga ini tidak menyerang manusia, namun serangga ini memiliki racun yang bisa membuat kulit manusia panas, gatal dan perih sampai melepuh sampai sementara waktu. Lalu kenapa serangga ini menyerang ke pemukiman ??
Sebenarnya binatang kumbang Tomcat ini salah satu penghuni asli, atau tinggal di persawahan, namun pada malam hari kumbang Paederus fuscipes ini aktif terbang dan tertarik pada cahaya lampu. Inilah yang terjadi di kompleks apartemen di Surabaya.
Kedua, pada saat yang bersamaan tejadi kegiatan panen, sehingga kumbang Tomcat pada berterbangan dan bergerak menuju ke tempat datangnya sumber cahaya di pemukiman.
Ketiga, pemukiman dibangun di wilayah tempat perkembangbiakan kumbang Tomcat, misalnya di dekat persawahan atau di pinggiran dekat hutan yang lembab atau tempat berawa. Pada kondisi ini kumbang pada malam hari akan berdatangan ke perumahan karena tertarik cahaya lampu.
Gejala ini muncul akibat cairan tubuh kumbang tadi mengandung zat yang disebut pederin yang bersifat racun. Ada yang menyebutkan bahwa pederin ini 15 kali lebih beracun dari pada bisa kobra. Belakangan ini diketahui bahwa produksi pederin dalam tubuh kumbang tergantung pada keberadaan bakteri Pseudomonas sp. yang bersimbiosis dalam tubuh kumbang betina. Pederin bersirkulasi dalam darah kumbang, sehingga dapat terbawa sampai ke keturunannya (telur, larva, pupa, dan kumbang). Namun demikian, kumbang betina yang mengandung bakteri akan menghasilkan pederin lebih banyak dibandingkan kumbang yang dalam tubuhnya tidak ada bakteri simbion.
Cara yang terbaik merelokasi tomcat ini adalah dengan mengembalikan serangga ini ke habitatnya, karena serangga ini adalah kawan petani untuk memusuhi wereng, adanya outbreak wereng karena predatornya yang berkurang. Ada beberapa relokasi tomcat ini salah satu caranya adalah dengan memasang lampu UV disekitar perumahan kemudian tangkap sebanyak mungkin dan kumpulkan dengan plastic, bawa dan pindahkan ke areal persawahan yang jauh dari pemukiman, cara ini lebih jelas ramah lingkungan dan sangat membantu petani agar tidak terjadi outbreak wereng.
Serangga ini tidak menyerang manusia, namun serangga ini memiliki racun yang bisa membuat kulit manusia panas, gatal dan perih sampai melepuh sampai sementara waktu. Lalu kenapa serangga ini menyerang ke pemukiman ??
Sebenarnya binatang kumbang Tomcat ini salah satu penghuni asli, atau tinggal di persawahan, namun pada malam hari kumbang Paederus fuscipes ini aktif terbang dan tertarik pada cahaya lampu. Inilah yang terjadi di kompleks apartemen di Surabaya.
Ada beberapa kemungkinan yang bisa menjelaskan terjadinya ledakan (outbreak) kumbang Tomcat ini.
Pertama, terjadi peningkatan populasi kumbang Tomcat menjelang berakhirnya musim hujan (sebelumnya masih dalam stadia larva dan pupa).Kedua, pada saat yang bersamaan tejadi kegiatan panen, sehingga kumbang Tomcat pada berterbangan dan bergerak menuju ke tempat datangnya sumber cahaya di pemukiman.
Ketiga, pemukiman dibangun di wilayah tempat perkembangbiakan kumbang Tomcat, misalnya di dekat persawahan atau di pinggiran dekat hutan yang lembab atau tempat berawa. Pada kondisi ini kumbang pada malam hari akan berdatangan ke perumahan karena tertarik cahaya lampu.
Apakah serangga ini berbahaya?
Sebenarnya kumbang ini tidak berbahaya, karena tidak menggigit atau menyengat. Tapi kumbang Tomcat kalau terganggu, atau secara tidak sengaja terpijit, akan mengeluarkan cairan yang bila kena kulit akan menyebabkan gejala memerah dan melepuh seperti terbakar (dermatitis). Oleh karena itu gejala ini populer disebut Paederus dermatitis.Gejala ini muncul akibat cairan tubuh kumbang tadi mengandung zat yang disebut pederin yang bersifat racun. Ada yang menyebutkan bahwa pederin ini 15 kali lebih beracun dari pada bisa kobra. Belakangan ini diketahui bahwa produksi pederin dalam tubuh kumbang tergantung pada keberadaan bakteri Pseudomonas sp. yang bersimbiosis dalam tubuh kumbang betina. Pederin bersirkulasi dalam darah kumbang, sehingga dapat terbawa sampai ke keturunannya (telur, larva, pupa, dan kumbang). Namun demikian, kumbang betina yang mengandung bakteri akan menghasilkan pederin lebih banyak dibandingkan kumbang yang dalam tubuhnya tidak ada bakteri simbion.
Berikut beberapa tips untuk mencegah serangan serangga ini :
- Jika ada menemukan serangga ini, jangan dipencet, agar racun tidak mengenai kulit. Masukkan ke dalam plastik dengan hati-hati, terus buang ke tempat yang aman.
- Hindari terkena kumbang ini pada kulit terbuka.
- Usahakan pintu tertutup dan bila ada jendela diberi kasa nyamuk untuk mencegah kumbang ini masuk.
- Tidur menggunakan kelambu jika memang di daerah anda sedang banyak masalah ini.
- Bila serangga banyak sekali, maka dapat juga lampu diberi jaring pelindung untuk mencegah kumbang jatuh ke manusia.
- Jangan menggosok kulit dan atau mata bila kumbang ini terkena kulit kita.
- Bila kumbang ini berada di kulit kita, singkirkan dengan hati-hati, dengan meniup atau menggunakan kertas untuk mengambil kumbang dengan hati-hati.
- Lakukan inspeksi ke dinding dan langit-langit dekat lampu sebelum tidur. Bila menemui, segera singkirkan dengan tanpa menyentuhnya.
- Segera beri air mengalir dan sabun pada kulit yang bersentuhan dengan serangga ini.
- Bersihkan lingkungan rumah, terutama tanaman yang tidak terawat yang ada di sekitar rumah yang bisa menjadi tempat kumbang Paederus.
0 komentar:
Posting Komentar